CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
Edited By. Muhammad Imron, S.Kep,Ns
I. PENGERTIAN.
Gastritis adalah suatu
peradangan yang terjadi pada mukosa lambung baik akut maupun kronis.
II. ETIOLOGI.
1. Gastritis Akut.
Merupakan imflamasi akut
dari dinding lambung, biasanya terbatas pada mukosanya saja.
a. Gastritis eksugen acut. Disebabkn faktur dari luar yang terdiri dari
beberapa bagia:
§ Gastritis eksugen akut yang simple, disebabkan oleh :
~
Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-rempah, alcohol dan
sebagainya.
~ Obat-obatan seperti,
digitalis, iodium, SF, kortison, dsb.
§ Gastritis akute korosiva, disebabkan oleh:
~ Obat-obatan seperti :
Analgetik, Anti imflamasi, antibiotik dsb.
~ Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosif, bahan
alkali yang kuat seperti, soda, kaustik, (no hydroxide) korosiv sublimat.
b. Gastritis endugen acute.disebabkan kelainandalam tubuh yang terdiri dalam
beberapa bagian :
§ Gastritis infektioaksa akute, disebabkan oleh toxin atau bakteri yang beredar
dalam darah dan masuk ke jantung,
misalnya morbili, dipteri , variola dsb.
§ Gastritis egmonos akute, di sebabkan oleh invasi langsung dari bakteri
pirogen pada dinding lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb.
2. Gastritis Kronis.
Merupakan suatu imflamasi
kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa lambung, penyebabnya
belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :
§ Bakteri, infeksi
stapilococcus< (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.
§ Infeksi lokal, infeksi pada
sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.
§ Alkohol dapat menyebabkan
kelainan pada mukosa lambung.
§ Faktor, psikologis dapat
menimbulkan hipersekresi asam lambung.
III.
TANDA DAN GEJALA.
1. Gastritis Akute.
a. Gastritis Akute Eksogen
Simple :
~ Nyeri epigastrik mendadak.
~ Nausia yang di susul
dengan vomitus.
~ Saat serangan pasien berkeringat, gelisah,
sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.
~ Biasanya dalam 1-2 hari
sembuh kembali.
b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva
:
~ Pasien kulaps dengan kulit
yang dingin.
~ Tachicardi dan siansis.
~ Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.
~ Nyeri hebat / kolik.
c. Gastritis Infeksiosa Akute :
~ Anoreksia
~ Perasaan tertekan pada epigastrium.
~ Vumitus.
~ Hematemisis.
d. Gastritis Hegmonos Akute :
~ Nyeri hebat mendadak di epigastrium. ~ Neusia.
~ Rasa tegang pada epigastrium. ~
Vumitus.
~ Panas tinggi dan lemas ~ Tachipneu.
~ Lidah kering sedikit ekterik. ~ Tachicardi
~ Sianosis pada ektremitas. ~ Diare.
~ Abdomen lembek. ~ terjadi leukositosis
2. Gastritis Kronis.
Terdiri dari :
a. Gastritis Superfisialis.
~ Rasa tertekan yang samar pada epigastrium. ~ Penurunan BB.
~ Kembung / rasa penuh pada epigastrium. ~ Nousea.
~ Rasa perih sebelun dan sesudah makan. ~ Terasa pusing.
~ Vumitus.
b. Gastritis Atropikan.
~ Rasa tertekan pada epigastrium. ~ Anorexia.
~ Rasa penuh pada perut. ~ Nousea.
~ Keluar angin pada mulut.
~ Vumitus.
~ Mudah tersinggung. ~ Gelisah.
~ Mulut dan tenggorokan terasa kering.
c. Gastritis Hypertropikan
Kronika.
~ Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang
setelah minum susu.
~ Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
~ Kadang disertai melena.
IV.
PATOFISIOLOGI.
Bahan-bahan makanan,
minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung menyebabkan iritasi
atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya
terjadi peingkatan difusi balik ion hydrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan
penngkatan sekresi asam lambung yang meningkat / banyak. Asam lambung dan
enzi-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi
peradangan.
Demikian juga terjadi
peradangan dilambung karena envasi langsung pada sel-sel dinding lambung oleh
bakteri dan terinfeksi. Peradngan ini termanifestasi seperti perasaan perih di
epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.
Spasme lambung juga mengalami
peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus sehingga terjadi
mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung sampai pada
jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitusnya terputus
dapat mennimbulkan hematemisis maupun melena
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1. Darah lengkap. 6. Faeces
2. Gastroscopy 7. Biosi dan sitologi
3. Nasogastrik aspiration. 8. Endoscopy
4. Angiografie visualazation 9. Double kontrast
5. Semin gastrin
VI.
PENATALAKSAAN.
1. Gastritis Akute.
a. Gastritis Eksogen Akute
Simple.
~ Fase akute, istirahat total 1-2 hari.
~ Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah
berkurang, coba berikan teh hangat dan air minum.
~ Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama
setelah banyak muntah.
~ Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan
lembek lainnya.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian cairan.
§ Antimentek untuk mengurangi
muntah ~ Sotatik.
§ Anti spasmodik untuk
memperbaiki spasme otot.
b. Gastritis Infektiosa Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan
muntah.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian antibiotik untuk
penanganan factor penyebab.
§ Pembrian anti spasmodik.
c. Gastritis Hegmonos Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Pada abses lokal perlu dilakukan drainase.
~ Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu
gastriktomy.
~ Kolaborasi medik :
§ Antibiotik untuk penanganan
faktor penyebab.
2. Gastritis Kronis.
a. Gastritis Superfisialis.
~ Istirahat yang cukup.
~ Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan
perdarahan sedikit.
~ Makanan lembek untuk yang tidak terjadi
perdarahan.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian anti spasmodic.
b. Gastritis Atropikan.
~ Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea
dan vumitus.
~ Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian anti spasmodik.
§ Beri ekstrak hati, Vit. B12,
dan zat besi.
c. Gastritis Hypertropikan.
~ Istirahat yang cukup.
~ Hindari merokok.
~ Beri makanan cair dan lembek.
~ Kolaborasi medik :
§ Anti spasmodik.
§ Anti perdarahan k/p.
VII. KOMPLIKASI.
1. Gastritis Akute.
a. Perdarahan saluran cerna
atas, hingga anemia dan kematian.
b. Ulkus pada lambung.
c. Perfurasi lambung.
2. Gastritis Kronis.
a. Gangguan penyerapan Vitamin
B12 karena atropi lambung dan akan
terjadi anemia pernisiosa.
b. Gangguan penyerapan zat
besi.
c. Penyempitan daearah
fillorus.
d. Kanker lambung.
VIII. DAFTAR PUSTAKA.
~ PAM Keperawatan Depkes RI
Banjarbaru, Askep pada pasien Gangguan
Sistem Pencernaan (Gastritis) 1997.
~ Pusdiknakes, Askep pasien dengan Gangguan Sistem pencernaan
Jilid 2 Edisi I, Jakarta 1990.
~ Soeparman, Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 1 FKUI Jakarta 1997
~ Sujono Hadi, Gastro
Entrologi, Bandung 1995.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS.
PENGKAJIAN.
1.
Aktivitas / istirahat.
Gejala : · Kelemahan
/ kelelahan.
Tanda : · Takhikardi,
takipnoe, ( hiperventilasi ).
2.
Sirkulasi.
Gejala : · Hipotensi.
·
Takhikardi. Disritmia.
·
Kelemahan nadi / perifer
·
Pengisian kapiler lambat.
·
Warna kulit pucat, sianosis.
·
Kelembaban kulit berkeringat.
3.
Integritas Ego.
Gejala : · Faktor
stress akut / psikologi.
·
Perasaan tidak berdaya.
Tanda : · Tanda ancietas, misalnya ; pucat,, gelisah, berkeringat.
·
Perhatian menyempit.
4. Eliminasi.
Gejala : · Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
Tanda : · Nyeri tekan abdomen.
·
Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus.
·
Karakteridtik feces ; diare dan konstipasi.
5. Makanan / Cairan.
Gejala : · Anorexia, mual, dan
muntah, cegukan.
·
Tidak toleran terhadap makanan.
Tanda : · Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6. Neorosensori.
Gejala : · Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
·
Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk,
disorientasi, bingung.
7. Nyeri / Kenyamanan.
Gejala : · Nyeri
digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar dan perih.
·
Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan
& hilang setelah minum obat
antasida.
·
Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang
1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ).
·
Nyeri epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi
antasida ( ulkus doudenum ).
·
Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu.
·
Stress psikologis.
8. Keamanan.
Gejala : · Alergi terhadap obat.
Tanda : · Peningkatan suhu.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL.
Nyeri kronik berhubungan dengan iritasi mukosa
gaster.
Tujuan jangka pendek : Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang.
Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi
iritasi berlanjut.
¨ Rencana Tindakan.
1. Puasakan pasien pada 6 jam
pertama.
2. Berikan makanan lunak
sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Identifikasi dan batasi
makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
4. Observasi keluhan nyeri,
catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta perubahan
karakteristik nyeri.
¨
Rasionalisasi.
1. Mengurangi inflamasi pada
mukosa lambung.
2. Dilatasi gaster dapat
terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode puasa.
3. Dapat menyebabkan distres
pada bermacam-macam individu / dispepsia.
4. Perubahan karakteristik
nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya komplikasi.
Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia.
Tujuan jangka pendek : Pemasukan
nutrisi yang adekuat.
Tujuan jangka panjang : Mempertahankan
BB tetap seimbang.
¨
Rencana Tindakan.
1. Buat program kebutuhan
nutrisi harian & standar BB minimum.
2. Berikan perawatan mulut
sebelum & sesudah makan.
3. Monitor aktivitas fisik dan
catat tingkat aktivitas tersebut.
4. Hindari makanan yang
menimbulkan gas.
5. Sediakan makanan dengan
ventilasi yang baik, lingkungan yang
menyenangkan, dengan situasi yang tidak terburu-buru.
¨
Rasionalisasi.
1. Sebagai acuan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Memberikan rasa nyaman pada
mulut dan dapat mengurangi rasa mual.
3. Membantu dalam
mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk mengontrol tingkat
pembakaran kalori.
4. Dapat mempengaruhi nafsu
makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
5. Lingkungan yang
mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.
Ansietas tahap sedang
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mendiskusikan
permasalahan yang dihadapinya.
Tujuan
jangka panjang : Pasien dapat
memecahkan masalah dengan menggunakan
sumber yang efektif.
¨ Rencana Tindakan
1. Observasi respon fisiologis,
mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk perilaku, mis
: gelisah, midah tersinggung.
3. Dorong pernyataan takut dan
ansietas, berikan respon umpan balik.
4. Berikan lingkungan yang
tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik relaksasi,
mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dan melakukan koping positif.
¨ Rasionalisasi
1. Dapat menjadi indikasi
derajat ansietas yang dialami pasien.
2. Indikator derajat ansietas.
3. Membuat hubungan
therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan ansietas
yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
4. Memindahkan pasien dari
stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan ketrampilan
koping.
5. Cara relaksasi dapat
membantu menurunkan takut dan ansietas.
6. Perilaku yang berhasil dapat
menguatkan pasien dalam menerima ansietas, meningkatkan rasa pasien terhadap
kontrol diri dan memberikan keyakinan.
0 comments
Post a Comment