Tanggal
masuk : 15-09-2003.
Ruang /
kelas : Nifas / III
Pengkajian
tgl : 18 September 2003.
Jam masuk : 12.30 WITA.
No : -
Jam : 10.00 WITA.
1. Identitas.
Nama Px : Ny. B.
Umur : 34 th.
Suku / Bangsa :
Banjar / Indonesia.
Alamat : Jl. A.Yani
km 6 ½.
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam.
Status :
Pernah menikah / janda.
Dx Medis : Kista Ovarium
Nama suami : Tn. F.
Umur :
37 th.
Suku/bangsa :
Banjar/ Indonesia
Agama :
Islam.
Pendidikan :
SMA.
Pekerjaan :
Buruh.
2. Status Kesehatan.
1)
Alasan kunjungan ke rumah sakit.
Menurut pasien sejak 2 bulan terakhir haid tidak teratur,
bahkan ½ bulan terakhir haid semakin banyak. Oleh pasien segera diperiksakan
kebidan setempat, kemudian dianjurkan oleh bidan tersebut untuk USG karena ada
benjolan di abdomen bagian bawah, setelah di USG ternyata benjolan tersebut
dipastikan kista ovarium dan dianjurkan untuk operasi, pasien masuk RS tanggal
18 september 2003 jam12.00 WITA.
2)
Keluhan utama saat ini.
Pasien mengatakan ia merasakan nyeri pada area luka operasi (
post op hari 3 ), pasien tampak meringis menahan nyeri.
Nyeri terasa bila bergerak, skala nyeri 3 serta batuk yang
kadang disertai sputum.
3)
Timbulnya keluhan.
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah nyeri yang datang
terutama bila melakukan aktifitas.
4)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi.
Selama dirumah pasien hanya melakukan pengobatan kebidan
setempat oleh bidan dianjurkan periksa ke RS karena ada benjolan pada abdomen.
5)
Diagnosa medik.
Kista ovarium.
3. Riwayat Keperawatan.
1)
Riwayat obstetri.
a)
Riwayat menstruasi.
♦
Menorhoe umur 12 th, banyaknya 2 – 3 pembalut / hr,
siklus teratur, lamanya 1minggu, keluhan :
Nyeri bila haid datang.
b)
Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu.
♦
Ke I.
Tahun 1998, umur 5 ½ tahun, penyulit tidak ada, ada episiotomi,
dengan pendarahan cukup selama masa nifas sampai 2 bulan, persalinan spontan
ditolong bidan di RS menurut pasien saat melahirkan dulu kala I lama, anak
lahir dengan jenis kelamin perempuan, berat badan waktu lahir 3200 gram dengan
panjang badan 52 cm.
c)
Genogram.
![]() |
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
=
Pasien.
d)
Riwayat KB.
Menurut pasien ia tidak pernah ber KB sebelumnya.
e)
Riwayat kesehatan.
Sebelumnya pasien tidak pernah masuk RS, selama ini pasien
hanya mengeluh punggungnye sering pegal karena terlalu lama duduk untuk menjaga
dagangannya, px hanya membawa keluhan tersebut ketukang pijat, menurut px ia
tidak mempunyai riwayat penyakit seperti: DM, hipertensi, asma, hepatitis,
demikian juga dikeluarganya yang mempunyai riwayat penyakit tersebut.
f)
Riwayat lingkungan.
Menurut px ia tinggal dirumahnya Jl. Stadion lambung
mangkurat (km 6 ½) , dan keadaan lingkungannya cukup bersih dan tidak tampak
adanya bahaya dilingkungan sekitarnya.
g)
Aspek psikososial
♦
Persepsi ibu tentang keluhan / nyeri.
Menurut ibu penyakitnya tersebut merupakan ujian dari Allah
SWT, ia akan selalu berdoa dan berharap segera sembuh agar bisa secapatnya
kembali berdagang.
♦
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan thd kehidupan
sehari-hari.
Menurut px keadaan ini sangat mempengaruhi dirinya karena ia
tidak bisa melakukakan aktifitas sehari-hari yaitu sebagai pedagang
♦
Harapan yang ibu inginkan.
Px sangat berharap ia dapat sembuh, dan berdoa jangan sampai
penyakitnya kembali terjadi dan berharap semoga jangan pernah terjadi pada
orang lain atau keluarganya.
♦
Ibu tinggal dengan siapa.
Menurut px sejak bercerai 3 tahun yang lalu ia tinggal
dirumah orang tuanya bersama 3 orang saudaranya serta seorang anak perempuan.
♦
Orang terpenting bagi ibu.
Menurut px orang terpenting bagi dirinya adalah orang tua dan
anaknya.
♦
Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini.
Menurut px keluarganya sangat memperhatikannya, bahkan sering
mengunjunginya di RS untuk memberikan semangat.
h)
Kebutuhan dasar khusus.
♦
Pola Nutrisi.
Dirumah : Frekuensi makan 3x
sehari, tidak ada makanan pantangan, tidak ada makanan yang tidak disukai,
nafsu makan baik, dengan nasi biasa + sayur + lauk pauk.
Di RS : Menurut px
selama di RS, px setelah post op (serat diperbolehkan makan) memperoleh diet
bubur saring dengan frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan baik, px mampu
menghabiskan porsi yang disediakan RS.
♦
Pola Eliminasi.
Dirumah : BAK 4 – 5 x/hr,
dengan warna kuning bau pesing, tidak ada keluhan saat BAK.
BAB
1 x/hr dengan warna kuning kecoklatan, tidak keluhan saat BAB.
Di RS : Px BAK melalui
kateter, saat pengkajian kateter terisi + 750 cc, kateter terpasang
sejak 3 hari yang lalu (saat operasi), menurut px sejak post op px sudah ,
dengan warna kuning bau pesing, tidak ada keluhan saat BAK.
♦
Pola Personal hygene
Dirumah : Px biasa mandi 2
x/hr dengan menggunakan sabun, oral hygene setelah makan pagi dan sore, keramas
2 – 3 x/mgg.
Di RS : Menurut px
sejak post op px cuma diseka 1 x/hr oleh keluarganya, oral hygene 1 x/hr dibantu
keluarga, keramas tidak dilakukan.
♦
Pola tidur dan istirahat.
Dirumah : Px tidur malam
biasanya 4 – 5 jam, tidur siang 1 – 2 jam, tdk ada kebiasan menjelang tidur,
tdk ada keluhan dlm tidur
Di RS : Sejak masuk
RS px tidur malam sekitar 7 – 8 jam, tidur
siang 30 – 60 menit, tidak ada keluhan gangguan tidur selama di RS.
♦
Aktifitas dan latihan.
Dirumah : Px bekerja sebagai
pedagang dipasar subuh, aktifitas dimulai sekitar pukul 02.00 WITA, menurut px
ia tidak melakukan olah raga khusus karena menurut px aktifitasnya dipasar
subuh merupakan olah raga, waktu luang digunakan px untuk tinggal dirumah atau
menemani anaknya.
Di RS : Px tampak
sangat berhati-hati bila bergerak, px tampak meringis bila bergerak, skala
nyeri sedang.
♦
Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut px ia tidak pernah merokok, minum-minuman keras
bahkan dan obat-obatan terlarang.
i)
Pemeriksan fisik.
♦
Keadaan umum.
Keadaan umum px baik dengan kesadaran compos mentis, GCS =
4,5,6 saat dilakukan pengkajian
diperoleh hasil pengukuran.
TTV: TD :
120/80 mmHg. TB : 156 cm.
N: 60 x/m. BB :
50 kg.
R: 20 x/m. LLA: 24 cm
S: 36,5 ‘C
♦
Kulit.
Kulit berwarna sawo matang, tidak tampak adanya lesi, turgor
kulit baik (dicubit kembali dalam 1
detik), kulit teraba lembut dan hangat dengan temperatur 36,5 ‘C.
♦
Kepala.
Kepala tampak simetris, tidak ada keluhan nyeri kepala, tidak
ada riwayat trauma kepala, kebersihan kepala baik.
♦
Mata.
Kelopak mata tampak baik, gerakan bola mata normal,
konjunctiva kemerahan, sklera mata bersih / putih, px tidak menggunakan alat
bantu penglihatan, kebersihan baik.
♦
Telinga.
Telinga tampak simetris, tidak tampak pendarahan /
peradangan, tidak ada keluhan telinga berdengung, fungsi pendengaran baik.
♦
Mulut dan tenggorokan.
Menurut px ia tidak menggunakan gigi palsu, bagian belakang
gigi bawah berlobang 2 buah, tidak ada keluhan dalam proses mengunyah, mukosa
mulut lembab, bibir tampak kemerahan, lidah bersih.
♦
Dada dan axila.
Mamae tidak ada keluhan pembesaran yang tampak, areola mamae
berwarna coklat muda, papila mamae menonjol, tidak ada cairan yang keluar,
tidak ada keluhan nyeri atau benjolan abnormal pada payudara.
♦
Pernafasan.
Px tampak bernafas melalui hidung, suara nafas normal, tidak
tampak penggunaan otot bantu nafas, tidak ada keluhan obstruksi / kesulitan
untuk bernafas, frekuensi nafas 20 x/m, menurut px kadang batuk dengan dahak.
♦
Sirkulasi jantung.
Frekuensi nadi 64 x/m dengan irama teratur, tidka terdengar
adanya kelainan bunyi jantung saat diauskultasi ( S1, S2 tunggal ), tidak ada
keluhan nyeri dada, dada tampak simetris.
♦
Abdomen.
Pada abdomen tampak bersih, tidak tampak adanya striae,
tampak ada luka bekas operasi, dan luka tertutup kasa, arah luka memanjang dan
umbulikus ke arah simfisis.
♦
Genitourinary.
Px tidak ada keluhan haemorroid, tidak ada pendarahan
pervagina, terpasang kateter sejak px operasi, kantong kateter tampak terisi
urine + 750 cc.
♦
Ekstrimitas.
Turgor kulit baik, ekstrimitas tampak simetris, cuma pada
bagian jari pada ekstrimitas tampak tidak terbentuk dengan sempurna, menurut px
hal tersebut merupakan pembawaan sejak lahir, tidak ada riwayat trauma pada
ekstrimitas, tidak ada kesulitan pergerakan, terpasang infus pada ekstrimtas
atas sinistra, kekuatan otot normal.
Skala kekuatan otot:
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
5
5
j)
Data penunjang
♦
Laboratorium. ( tgl 16 september 2003 )
HB :
14,1 gram % ( L: 13,5-17,5 P: 11,5-15,5 )
Leukosit : 11.200 / mm3 (
4000-11000)
♦
USG. ( tgl 16 september 2003)
Kontrol USG dengan fullblandder
Comform ovarial kista 76 mm uterus
membesar 70 mm.
♦
Foto thorax / rontgen.
Tanggal 16 september 2003.
♦
Obat – obatan.
Infus : ( RL: D5%, 3:1 ) 20 tts/m.
Kedacillin : 3x1 gram.
Antrain : 3x1 amp.
Pronalges : Supp.
Klaneksi : 3x500 mg
Paracetamol : 3x1 tab.
Vit C : 3x1 amp.
Becombion syr : 3x1.
Data Fokus.
♦
Inspeksi.
Pasien tampak meringis bila bergerak dan sangat berhati-hati,
px tampak berbaring ditempat tidur, px kadang batuk dengan sputum, terdapat
luka post op pada abdomen ( post op hari 3 ) yang tertutup kasa, luka memanjang
dari umbilikus sampai ke arah simfisis, dalam beraktifitas px tampak dibantu ibu
/ keluarga, pada ekstrimitas atas sebelah kiri terpasang infus RL 20 tts/m,
pada genetalia terpasang DC dikantong penampung tampak terisi urin berwarna
kekuningan, agak merah dengan volume + 750 cc.
♦
Palpasi.
Saat dipalpasi kulit tampak hangat dengan temperatur 36,5 ‘C,
pada daerah abdomen terdapat nyeri tekan dengan skala nyeri 2; sedang.
♦
Perkusi.
Saat diperkusi pada daerah dada terdengar bunyi sonor.
♦
Auskultasi.
Bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
ANALISA DATA
No
|
Data
Penunjang
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
2.
3.
4.
|
DO :
♦
Pasien tampak meringis bila bergerak
♦
Skala nyeri 2 (sedang)
0 : Tidak nyeri.
1 : Nyeri ringan.
2 : Nyeri sedang.
3 : Nyeri berat.
4 : Nyeri tidak tertahankan
♦
Px tampak sangat berhati-hati bila bergerak
♦
Terdapat luka post op pada abdomen yang tertutup
kasa
♦
TTV: TD:
120/80 mmHg. N: 64 x/m.
R: 20 x/m. T:
36,5 ‘C.
DS :
♦
Menurut px ia merasa nyeri pada daerah luka post op
bila bergerak
♦
Menurut px ia takut untuk banyak bergerak karena
nyeri luka post op
DO :
♦
Pasien tampak batuk namun tidak ada sputum yang
keluar
♦
Respirasi 20 x/m.
DS :
♦
Menurut px ia kadang batuk dengan dahak, namun ia
tidak bisa mengeluarkan dahaknya dengan maksimal karena karena takut untuk batuk
yang kuat
DO :
♦
Px tampak lemah, dan berbaring ditempat tidur,
terpasang infus dan DC
♦
Px tampak sangat berhati-hati bergerak
♦
Px tampak dibantu ibunya untuk bangun dan minum
♦
TTV: TD:
120/80 mmHg. N: 64 x/m.
R: 20 x/m. T:
36,5 ‘C.
DS :
♦
Menurut px ia merasa pusing bila terlalu lama bangun
dari tempat tidur.
♦
Menurut px ia merasa nyeri dan takut untuk kekamar
mandi karena masih terpasang infus, DC dan nyeri
DO :
♦
Terdapat luka post op yang masih basah tertutup
kasa, luka memanjang dari umbilikus ke arah simfisis
♦
Luka post op hari ke 3
♦
TTV: TD:
120/80 mmHg. N: 64 x/m.
R: 20 x/m. T:
36,5 ‘C.
DS :
♦
Menurut px ia merasa nyeri pada area luka dan terasa
panas
|
Nyeri akut
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
Intoleransi aktifitas
Resiko terjadi infeksi
|
Luka post op
Ketidak mampuan batuk efektif
Ketidak efektifan sekunder
terhadap kurang motivasi
Tempat masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luka post op)
|
Prioritas Keperawatan:
1.
Nyeri akut b.d adanya luka post operasi.
2.
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d ketidak
mampuan batuk efektitif.
3.
Intoleransi aktifitas b.d ketidak efektifan sekunder
terhadap kurang motivasi.
4.
Resiko terjadi infeksi b.d tempat masuknya organisme
sekunder terhadap pembedahan (luka post op).
PROSES KEPERAWATAN
No
|
Dx
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1.
2.
3.
4.
|
I
II
III
IV
|
Rasa nyeri klien hilang/ berkurang setelah 4 hari perawatan
KE:
♦
Pasien tidak mengeluh nyeri / nyeri berkurang
♦
TTV normal
♦
Penggunaan analgetik tidak ada /berkurang
Bersihan jalan nafas efektif dalam 3 hari perawatan
KE:
♦
Px mampu melakukan batuk efektif
♦
Nafas normal
Px mampu ber aktifitas tanpa dibantu dalam 3 hari perawatan
KE:
♦
Px mampu beraktifitas mandiri
♦
TTV normal
Infeksi tidak terjadi dalam 5 hari perawatan
KE:
♦
Tanda infeksi tidak ada
♦
TTV normal
♦
Luka sembuh
|
♦
Kaji penyebab nyeri
♦
Monitor TTV
♦
Ajarkan tehnik relaksasi
♦
Atur posisi yang nyaman
♦
Kaji skala nyeri
Kolaborasi:
♦
Beri analgetik
♦
Kaji penyebab ketidak efektifan bersihan jalan nafas
♦
Anjurkan px untuk minum air hangat
♦
Ajarkan px nafas dalam dan batuk efekfit
♦
Bebat insisi abdomen atau dada dengan, bantal atau
keduanya.
Kolaborasi:
♦
Beri obat SOD
♦
Kaji penyebab intoleransi aktifitasi
♦
Kaji skala kemampuan beraktifitas dan skala kekuatan
otot
♦
Anjurkan px untuk mobilisasi secara bertahap
♦
Anjurkan px untuk mempertahankan nutrisi yang
adekuat
♦
Anjurkan keluarga untuk memotivasi px agar
beraktifitas
♦
Kaji tanda-tanda infeksi
♦
Ukur TTV
♦
Lakukan tehnik aseptik atau antiseptik dalam
melakukan tindakan
♦
Anjurkan px untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori
tinggi protein dan tinggi vitamin.
Kolaborasi:
♦
Beri obat SOD.
|
♦
Penyebab diketahui sehingga dapat dengan mudah
menentukan intervensi
♦
Perubahan TTV merupakan identifikasi diri terhadap
perkembangan px
♦
Tehnik relaksasi akan membantu otot-otot berelaksasi
sehingg persepsi nyeri akan berkurang
♦
Posisi yang sesuai/nyaman akan mambantu otot-otot
berelaksasi sehingga nyeri berkurang
♦
Skala nyeri menunjukan respon px terhadap nyeri
Kolaborasi:
♦
Pemberian analgetik yang sesuai membantu mengurangi nyeri px
♦
Dengan diketahui penyebab akan memudahkan menentukan
intervensi yg tepat
♦
Air hangat akan membantu pengenceran sputum
♦
Batuk efektif membutuhkan nafas dalam dan kontraksi
otot-otot pernafasan, khususnya otot abdomen untuk meningkatkan tekanan
intratoratik dan pengeluaran sekresi
♦
Membebat daerah insisi akan mencegah robeknya
jahitan pada daerah post op
Kolaborasi:
♦
Obat yang sesuai membantu mengurangi keluhan
♦
Dengan mengetahui penyebab akan mudah menentukan
intervensi yang tepat
♦
Skala kekuatan otot dan skala kemampuan beraktifitas
menunjukan respon px terhadap aktifitas
♦
Latihan mobilisasi secara bertahap akan mengurangi
keluhan pusing akibat mobilisasi yang tiba-tiba
♦
Nutrisi yang adekuat merupakan asupan energi untuk
kebutuhan aktifitas
♦
Dukungan / motivasi keluarga akan memberikan
semangat kepada px untuk beraktifitas
♦
Tanda infeksi diketahui akan memudahkan menentukan
adanya infeksi
♦
Terjadinya infekis akan mempengaruhi TTV, terutama
suhu tubuh
♦
Tehnik septik dan anti septik membantu mengurangi
organisme-organisme yang masuk ke area luka
♦
Makanan tersebut dapat meningkatkan penyembuhan dan
regenerasi selular serta produksi limfosit
Kolaborasi:
♦
Obat yang sesuai akan mencegah terjadi infeksi
|
No
|
Hari/ Tgl
|
Dx
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
2.
3.
4.
|
18 September 2003
18 September 2003
18 September 2003
18 September 2003
|
I
II
III
IV
|
09.45
10.00
10.25
10.30
10.35
10.40
10.15
10.30
10.45
11.00
|
♦
dengan skala nyeri 2; sedang)
♦
Mengajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam)
♦
Mengukur TTV dan antropometri
TTV: TD: 120/80
mmHg.
N: 64 x/m. R: 20
x/m.
T: 36,5 ‘C.
♦
Menganjurkan px untuk minum air hangat
♦
Menganjurkan px untuk posisi semi fowler atau fowler
♦
Mengajarkan px untuk nafas dalam dan batuk efektif
♦
Menganjurkan px untuk mobilisasi secara bertahap
(miring kiri-kanan, duduk sebentar dll)
♦
Menganjurkan px untuk mempertahankan asupan nutrisi
yang kuat
♦
Mengkaji tanda-tanda infeksi (nyeri, panas, kemerahan, bengkak dan
gangguan fungsi pada area luka)
♦
Menganjurkan px untuk mengkonsumsi makanan tinggi
protein, vitamin dan kalori
|
18
September 2003 (10.45))
S :
♦
Menurut px ia masih merasa nyeri pada area luka dan
berusaha menggunakan tehnik relaksasi (nafas dalam)
O :
♦
Px tampak berhati-hati saat akan duduk, skala nyeri
masih
♦
TTV: TD:
120/80 mmHg.
N: 64 x/m. R: 20
x/m.
T: 36,5 ‘C
A :
♦
Masalah nyeri luka post op masih belum teratasi
P :
♦
Intervensi dilanjutkan.
18
September 2003 (11.00)
S :
♦
Setelah latihan tadi ia mulai belajar untuk batuk
efektif, ia takut bila batuk terlalu kuat karena takut jahitan lukanya robek
O :
♦
Px tampak lemah kadang batuk tapi sputum yang keluar
A :
♦
Masalah belum teratasi.
P :
♦
Intervensi dilanjutkan.
18
September 2003 (10.30))
S :
♦
Menurut px ia masih takut untuk terlalu banyak
bergerak karena nyeri terasa bila bergerak pada luka post op
O :
♦
Px tampak berusaha untuk duduk, px tampak meringis
saat bergerak, terpasang infus
A :
♦
Masih belum teratasi
P :
♦
Intervensi dilanjutkan.
18
September 2003 (11.30)
S :
♦
Menurut px ia merasa pada area luka terasa nyeri dan
panas
O :
♦
Luka masih tertutup kasa, belum boleh didresing
A :
♦
Masalah tidak terjadi
P :
♦
Intervensi dilanjutkan.
|
1. Daftar Pustaka.
Doengoes, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGC.
Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta; Media Aesculapius. FKUI
Mohtar Rustam. 1999. Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta;
EGC.
Prawirto Hardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta; Yayasan
Bina Pustaka.
0 comments
Post a Comment