CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN
DENGAN TUBERKULOSIS PARU.
Edited By.Muhammad Imron, S.Kep,Ns
I.
PENGKAJIAN
I.
BIODATA.
2.IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 37
th.
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam.
Suku / Bangsa : Banjar
/ Indonesia.
Status perkawinan : Kawin.
Alamat : Melayu Ilir Rt 2 No 4
Tgl masuk RS / Pusk : 22-10-2001
Tgl pengkajian : 22-10-2001
Nomor register : 4573
Dignosa medis : Tuberkulosis
paru.
A.
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB.
Nama : Tn.
H
Umur : 40
th.
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta.
Agama : Islam.
Hubungan dgn pasien : Suami
II.
RIWAYAT PENYAKIT.
A.
Keluhan utama.
Batuk berdahak campur darah.
B.
Riwayat penyakit sekarang.
Pasien menderita batuk-batuk sejak 1 bulan yang
lalu, sudah pernah minum obat batuk Laserin yang dibeli di pasaran, namum tidak
kunjung sembuh, disertai keringat pada malam hari dan dada terasa sesak. Pada
taggal 21-10-2001 siang jam 13,30 pasien batuk keras, keluar sputum yang
bercampur darah yang menggumpal , warna merah kecoklatan. Selama pasienm
enderita batuk, nafsu makan menurun sehinga BB px juga menururn dari 50 kg
menjadi 45 kg.
Pada tanggal 22-10-2001
pasien berobat ke PKM Dalam Pagar dan diperiksa laboratorium Darah dan Sputum,
dari hasil pemeriksaan
ditemukan BTA (+).
C. Riwayat penyakit terdahulu.
Pasien
mengatakan tidak pernah menderita batuk
berkepanjangan seperti yang dirasakan sekarang, tidak ada riwayat
penyakit kronis dan tidak pernah di rawat di RS.
III.
PEMERIKSAAN FISIK.
A.
Keadaan umum.
Kesadaran :
Komposmentis.
Vital sign · TD : 100 / 70 mmhg · Temp : 38° C
· Nadi : 80 x / mt ·
Resp :
24 x / mt
B.
Kulit.
·
Akral hangat, kelembaban kulit
baik.
·
Turgor cepat kembali < dari 2 detik setelah dicubit.
·
Kulit tampak pucat, tanda ikterik (-). Syanosis (-). Lesi (-).
C.
Kepala.
·
Bentuk kepala mesosepal, tidak terdapat adanya benjolan.
·
Distribusi rambut merata, warna rambut hitam , sebagian ditumbuhi uban.
·
Kulit kepala bersih, tidak terdapat adanya kotoran / ketombe.
D.
Penglihatan.
·
Gerakan bola mata simetris, refleks terhadap cahaya (+).
·
Konjungtiva pucat, sklera putih keruh, gejala peradangan (-).
·
Pasien tidakmenggunakan alat bantu penglihata.
E.
Penciuman &
Hidung.
·
Bentuk hidung simetris.
·
Lubang hidung bersih, tidak terdapat adanya sekret.
·
Penciuman berfungsi baik, pasien dapat membedakan aroma / bau-bauan.
F. Pendengaran &
Telinga.
·
Letak telinga simetris dextra dan sinistra.
·
Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
·
Pendengaran berfungsi baik, dapat mendengarkan detakan jam tangan.
G. Mulut.
·
Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
·
Mukosa bibir dan multu lembab, tidak terdapat adanya gejala cyanosis.
·
Jumlah gigi tidak lengkap, sebagian ada yang tanggal,
·
Tampak adanya caries pada sela gigi.
H. Leher.
·
Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
·
Tidak ada peningkatan DVJ.
·
Tidak ada pembatasan gerak leher.
I.
Dada / Pernafasan /
Sirkulasi.
·
Bentuk dada simetris, ekspansi
dinding dada asimetris, tampak penonjolan tulang dada, postur bahu agak
terangkat.
·
Fremitus vokal simetris dextra dan sinistra.
·
Terdengar BJ 1 dan Bj 2 tunggal
·
Terdengar ronchi basah pada dada kiri dan kanan.
J.
Abdomen.
·
Bentuk simetris. Kembung (-).
·
Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.
·
Nyeri tekan pada area hipogastrik kanan.
·
Bunti tympani (+). Kembung (-)
·
Terdengar peristaltik usus.
K.
Sistem reproduksi.
·
Jenis kelamin perempuan.
·
Pasien menarche pada usia 12 th. & masih mendapat haid (produktif).
·
Jenis kontrasepsi yang digunakan sekarang adalah suntikan 3 bulan
sekali.
·
Mempunyai anak 2 orang.
·
Tidak ada / pernah mengalami gangguan kehamilan / abortus.
L.
Ekstremitas atas &
bawah.
·
Akral hangat. Bentuk tangan simetris kiri dan kanan. Jumlah jari
lengkap. Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas atas.
·
Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala dan tanda oedema. Tidak ada
pembatasan gerak ekstremitas bawah.
IV.
KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS,
SOSIAL & SPIRITUAL.
A.
Aktivitas &
Istirahat.
·
Aktivitas sehari – hari adalah ibu rumah tangga.
·
Istirahat siang ± 2 jam sehari. Istirahat malam ± 6 jam
setiap malamnya.
B.
Personal hygiene.
·
Pola mandi 2 x sehari. Gosok gigi 2 x sehari. Keramas 3 x seminggu.
·
Ganti baju 2 x sehari.
·
Sanitasi air bersih dari sumber PDAM
C.
Nutrisi.
·
Pola makan 3 x sehari terdiri dari lauk dan pauk. Makanan kesukaan
pasien yang asin-asin dan berlemak ( bersantan).
·
Suka minum air putih dan kopi, tidak suka minum teh
D.
Eliminasi.
·
Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
·
Pola BAK 5 – 7 xsehari. Tidak pernah mengalami gangguan dalam pola
eliminasi BAB atau BAK.
E.
Sexualitas.
·
Lamanya menikah 20 tahun.
·
Suami pasien berusia 40 th.
·
Jumlah anak 2 orang.
F.
Psikososial.
·
Pasien tampak ramah dan kooperatif
terhadap perawat dan pasien lainnya.
G.
Spiritual.
·
Pasien percaya penyakitnya ini adalah cobaan dari Tuhan YME.
·
Menurut pasien ia selalu mengerjakan ibadah salat 5 x sehari.
V.
PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN
PENGOBATAN.
A.
Laboratorium.
NO
|
HARI & TANGGAL
|
JENIS PEMERIKSAAN
|
KATEGORI NORMAL
|
HASIL PEMERIKSAAN
|
1.
|
Senin
22-10-01
|
·
Hematologi
~
HB.
~
LED
·
Mikroskopis
~
Sputum BTA
|
12 – 14 gr %
< 20 mm / jam
Negative (-)
|
11 gr %
62 mm / jam
Positive (+)
|
B.
Rontgen
Hasil :……………………..
C.
EKG.
Hasil :…………………….
D. Pengobatan :
·
Kategori I, selam 6 bulan.
¨
Fase awal, selam 2 bulan, diminum setiap hari :
~
Rifampicin 450 mg /
hr.
~
Ethambutol 750
mg / hr.
~
Pirazinamide 1500 mg /
hr.
~
INH 300 mg /
hr.
~
B 6 3
x 1 tab. Diminum selama 1 minggu
~
GG 3
x 1 tab diulang jika ada keluhan.
¨
Fase lanjutan, selama 4 bulan.
~
Rifampicin 450 mg / 3
x seminggu.
~
INH 300 mg /
3 x seminggu.
v
ANALISA DATA
NO
|
Data Subyektif & Obyektif
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
2.
3.
|
Data
Subyektif :
Pasien mengatakan batuk berdahak, campur darah dan
nafsu makan menurun.
Data
Obyektif :
~
Sputum BTA (+).
~
LED : 62 mm / jam.
Data
Subyektif :
Pasien mengatakan sesak bila beraktivitas, batuk berdahak tetapi susah dikeluarkan.
Data Obyektif
:
~
Batuk berdahak.
~
Terdengar ronchi basah pada dada kiri dan kanan.
~
Frekuensi nafas 24 x / mt. Ritme tidak teratur.
~
Nafas pendek dan dangkal.
Data
Subyektif :
Pasien menyatakan tidak mengetahui tentang apa TB
Paru tsb dan program pengobatan yang
diberikan.
Data
Obyektif :
~
Pasien tampak cemas dan gelisah.
~
Pasien bertanya tentang penyebab keluhan penyakitnya.
|
Patogenesis dari kuman
tuberkulosis
Akumulasi sekret (sputum)
di saluran pernafasan.
Kurangnya pengetahuan
mengenai kondisi, tindakan dan pengobatan yang diberikan.
|
Intake nutrisi tidak
adekuat.
Bersihan jalan nafas tak
efektif.
Cemas.
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
|
Hari & tanggal
|
Diagnosa keperawatan
|
Perencanaan
|
Implementasi
|
||
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
||||
1.
2.
3.
|
Senin
22-10-01
Senin
22-10-01
Senin
22-10-01
|
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di
saluran pernafasan , ditandai dengan :
~
Batuk berdahak.
~
Terdengar ronchi basah pada dada kiri dan kanan.
~
Frekuensi nafas 24 x / mt. Ritme tidak teratur.
~
Nafas pendek dan dangkal.
Intake nutrisi tidak
adekuat berhubungan dengan patogenesis dari kuman Tuberkulosis. Ditandai
dengan :
~
Penurunan nafsu makan.
~
Batuk berdahak campur darah.
~
Sputum BTA (+).
~
LED 62 mm / jam.
Cemas berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan mengenai
kondisi, tindakan dan pengobatan yang diberikan Ditandai dengan :
~
Pasien tampak cemas dan gelisah
|
Jangka pendek :
Membersihkan jalan nafas pasien & mengeluarkan
sekret tanpa bantuan.
Jangka panjang :
Menunjukan perilaku untuk memperbaiki / mempertahankanbersihan jalan
nafas.
Jangka pendek :
Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan
/ mempertahankan berat badan
Jangka panjang :
Menunjukan peningkatan BB dan bebas tanda
malnutrisi.
Jangka pendek :
menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Jangka panjang :
Menggambarkan rencana untuk menerima perawatan
kesehatan yang adekuat.
|
1. Kaji fungsi pernafasan dan
penggunaan otot aksesori.
2. Catat kemampuan untuk
mengeluarkan mukosa, catat karakteristik, jumlah sputum dan hemoptisis.
3. Berikan posisi semi
powler, bantu latihan nafas dalam.
4. Bersihkan sekret dari
mulut pasien dan trakea
1. Awasi pemasukan /
pengeluaran dan berat badan secara
periodik.
2. Berikan perawatan mulut
sesering mungkin.
3. Dorong dan berikan periode
istirahat yang sering.
4. Beri makan sedikit tetapi
sering dengan diet tinggi kalori dan karbohidrat.
1. Kaji kemampuan pasien
untuk belajar
2. Identifikasi gejala yang
harus dilaporkan segera ke perawat.
3. Tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi dan diet karbohidrat dan pemasukan cairan
adekuat.
4. Jelaskan dosis obat ,
frekuensi pemberian dan alasan pengobatan yang lama.
|
1.
Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronchi, mengi
menunjukan akumulasi sekret.
2.
Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal memerlukan evaluasi /
intervensi lanjut.
3.
Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru & menurunkan upaya
pernafasan. Ventilasi maksimal
membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan
nafas besar untuk dikeluarkan.
4.
Mencegah obstruksi / aspirasi. Penghisapan dapat diperlukan bila
pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.
1. Berguna dalam mengukur
keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
2. Menurunkan rasa tak enak
pada mulut karena sisa sputum atau sisa obat.
3. Membantu menghemat energi
khususnya bila kebutuhan energi metabolik meningkat.
4. Memaksimalkan kebutuhan
nutrisi tanpa kelemahan tak perlu dan menurunkan iritasi gaster.
1. Belajar tergantung pada
emosi dan kesiapan fisik pada tahapan individu.
2. Dapat menunjukan kemajuan
atau pengaktifan ulang penyakit .
3. Memenuhi kebutuhan
metabolik, membantu meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan.
4. Meningkatkan kerjasama
dalam program pengobatan dan mencegah
penghentian obat sesuai perbaikan kondisi pasien.
|
1. Observasi bunyi nafas,
jkecepatan, irama & kedalaman pengggunaan otot aksesori
2. Awasi kemampuan pasien
dalam mengeluarkan sputum.
3. Mengatur posisi pasien
jadi semi powler atau dengan menambahkan 2 biji bantal di punggung pasien.
4. Anjurkan pasien untuk
lebih sering minum air yang hangat untuk mempercepat pengeluaran sputum yg purulen.
1.
HE kepada orang terdekat untuk mengawasi asupan dan pengeluaran,
timbang BB setiap 1 mg sekali.
2.
Menganjurkan pasien untuk lebih sering menyikat gigi sebelum dan sesudah
makan.
3.
Anjurkan pasien untuk lebih banyak beristirahat, kalau bisa tidur
siang dulu baru makan.
4.
Menganjurkan pasien untuk makan sedikit demi sedikit dan makanan yang
mengandung tingi kalori dan klarbohidrat
1. Observasi masalah kelemahan ,tingkat pertisipasi dan
lingkungan pasien.
2. HE pasien tentag gejala yang harus diperhatikan misalnya hemoptisis,, demam,
nyeri dada, vertigo, dan pusing.
3. Anjurkan pasien untuk
tetap mengkonsumsi makanan tinggi
protein karbohidrat dalam
mempercepat proses penyembuhan
4. Menjelaskan pada pasien
tenntang dosis dan cara minum obat yang benar.
|
v CATATAN
PERKEMBANGAN.
No
|
Hari / tanggal
|
No Dxn
|
Perkembangan
|
paraf
|
1.
2.
3.
|
Rabu
24-10-01
Rabu
24-10-01
Rabu.
24-10-01
|
No 1
No 2
No 3
|
S : Pasien mengatakan batuk (+) berdahak ,
tapi mudah dikeluarkan.
O : Batuk (+). Sputum mengencer dan mudah
dikeluarkan.
A : Masalah mulai dapat teratasi.
P : Lanjutkan tehnik untuk mempertahankan
bersihan jalan nafas.
S : Pasien mengatakan nafsu makan mulai
membaik.
O : Batuk (+). BB 45 Kg. Keadaan umum membaik.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Lanjurkan therapy sesuai indikasi.
I :
Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapi lanjutan.
E :
Tx B 6 dan GG teruskan, ditambah dengan B Comp 3 x 1 tab.
R :
Dapat ,meningkatkan nafsu makan pasien
S :
Pasien mengatakan mengerti
tentang pennyakitnya, prosedur pengobatan dan tehnik terpajan.
O :
Pasien tidak gelisah lagi.
A :
Masalah teratasi.
P :
Motivasi pasien untuk tetap mempertahankan keadaan umum.
|
0 comments
Post a Comment