Friday 21 August 2015

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI



LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Edited By. Muhammad Imron,S.Kep,Ns

 



A. Pengertian
       Hipertensi adalah nilai tekanan darah yang naik dan melebihi batas normal, dimana tekanan diastole ( tekanan yang terjadi pada saat pengisianjantung pada relaksasi vebtrikel ) lebih dari 90 mmHg dan tekanan systole ( tekanan aorta ) lebih dari 146 mmHg.

       Hipertensi merupakan suatu tanda atau penyakit yang dapat memproyeksikan penyakit jantung dan ginjal, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darahyang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke ( untuk otak ), penyakit jantung koroner ( untuk pembuluh darah jantung ), dan left ventrikel hipertrophy ( untuk otot jantung ) dengan target oargan yang di otak yang berupa stroke. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi :

            Berdasarkan keparahannya ada 4 jenis hipertensi, yaitu  :
  1. Hipertansi ringan, jika tekanan diastole 90 – 104 mmHg.
  2. Hipertensi sedanga, tekanan diastole 104 – 114 mmHg.
  3. Hipertensi berat, tekanan diastole melebihi 115 mmHg.
  4. Hipertensi yang sangat berat ( hipertensi maliagnant ), jika disertai dengan perubahan fungsi susunan saraf pusat.

 

B. Etiologi

        Secara umum hipertensi disebabkan oleh makanan dengan kadar garam tinggi dan daging. Untuk hipertensi pada anak umumnya disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi sekunder). Sekitar 80 % untuk hipertensi akut disebabkan Glomerulunefritis akut, lupus etit metorus sisterik portura, henicksconlein dll. Untuk hipertensi kronik disebabkan oleh glomerulus nefritis kronis, Urupati Abstrutif, penyempitan pembuluh darah ginjal.

        Selai itu ada beberapa faktor resiko terhadap terjadinya hipertensi faktor tersebut ada yang dapat dikontroldan ada yang tidak dapat dikontrol. Faktor resiko yang dapat dikontrol ( modificable ) adalah faktor lingkungan meliputi nutrisi, kebiasaan gaya hidup, stress personal, da pekerjaan. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dikontrol ( anmodificable ) meliputi riwayat keluarga, sex ( qender ), usia, icterik.

C. Patofisiologi

        Tekanan dapat diketahui oleh jantung dan tekanan perifer akan mempengaruhi jantung pada tahap awal hipertensi curah jantung meningkat serta perifer normal, keadaan ini disebabkan oleh karena peningkatan tonus simpatis kemudian curah jantung kembali normal selanjutnya tahap perifer meningkat adanya akibat terjadinya refleks regulasi.

        Berbagai hal seperti faktor genetik, aktivitas saraf simpatis, faktor himodinamika, imetabolisme natrium dalam renin ginjal, gangguan mekanisme, pompa natrium dan faktor renin angiotensio aldosteron dibutuhkan mempunyai kaitan dengan peningkatan tekanan darah pada hipertensi khususnya hipertensi esensial. Pengaruh masukan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma. Curah jantung dan tekanan darah, dalam hal ini akan diikuti oleh peningkatan sistem renin berperan dalam hal proses operasi yang mempunyai efek vasokontriksi.






D. Manifestasi Klinis

        Peninggian tekanan darah kadang – kadang merupakan satu – satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang dan pusing.

E. Penatalaksanaan Medis

        Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta mordibitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik dibawah 90 mmHg, dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.

        Adapun obat yang digunakan sebagai pemula untuk menurunkan tekanan darah :
1.      Kalmetason.
2.      Antasida.
3.      Captopril.
        Modifikasi gaya hidup cukup efektif dapat menurunkan resiko kardiovaskuler dengan biaya sedikit dan resiko minimal, tatalaksanaan ini tetap dianjurkan meski harus disertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat.

F. Pemeriksaan Diagnostik

J  Pemeriksaan laboraturium.
J  Pemeriksaan TD lengkap
J  Foto rongens
J  EKG



G. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1.   Resiko tinggi penurunan cardiac output
         Intervensi     :
J  Monitor TTv terutama tekanan darah.
J  Batasi aktivitas, anjurkan klien istiraha total.
J  Monitor irama dan frekuensi jantung.
J  Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.

2.   Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
         Intervensi    :
J  Kaji kemungkinan penyebab.
J  Berikan penjelasan tentang arti pentingnya nutrisi / makan bagi tubuh.
J  Anjurkan klien makan – makanan yang masih hangat.
J  Anjurkan klien makan dengan porsi yang kecil tapi sering.

3.   Perubahan rasa nyaman : nyeri b.d peningkatan tekanan intra kranial.
         Intervensi    :
J  Kaji kemungkinan penyebab.
J  Ajarkan teknik relaksasi.
J  Kaji karakteristik nyeri.

     4. Gangguan mobilisasi fisik tubuh : keterbatasan aktivitas b.d kelemahan fisik.
         Intervensi    :
J  Kaji kemungkinan penyebab.
J  Monitor TTV.
J  Bantu klien dalam aktivitas perawatan diri sesuai dengan indikasi dan selingi periode aktivitas dengan periode aktivitas.




DAFTAR PUSTAKA


Carpenito, Lynda Jual. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi ke 8. Jakarta : EGC.
Doengus, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi ke 3. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke 3. FKUI : Media Aesculapius.
Yahman, Sudarsono Abce. 2003. Standar Asuhan Keperawatan. Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

0 comments

Post a Comment