CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN
LARINGITIS
Edited By.Muhammad Imron,S.Kep,Ns
1. Pengertian.
Laringitis adalah radang akut atau kronis dari laring (
kotor suara ). Laringitis akut dapat merupakan infeksi lokal atau bagian dari
infeksi sistem pernafasan atas. ( Yang Perlu Diketahui Tentang Penyakit … … hal
584 )
Laringitis akut adalah radang akut laring, pada umumnya
merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut atau manifestasi dari radang
saluran nafas atas. Pada anak dapat menimbulkan sumbatan, jalan nafas cepat
karena rima glotisnya relatif lebih sempit, sedangkan pada orang dewasa tidak
secepat pada anak – anak. ( Kapita
Selekta Kedokteran … … hal 125 )
2. Etiologi.
Sebagai penyebab radang ini adalah bakteri yang menyebabkan
radang lokal atau virus yang menyebabkan peradangan sistemik. Biasanya
merupakan perluasan radang saluran nafas atas oleh bakteri Haemophilus
Influenza, Stafilokok, Streptokok, dan Pneumonia.
3. Faktor Predisposisi.
♦
Perubahan cuaca / suhu.
♦
Gizi kurang / mal nutrisi.
♦
Imunisasi tidak lengkap.
♦
Pencapaian suara berlebihan ( ex; guru, pembawa acara,
penyanyi dll )
4. Manifestasi Klinik.
Pada laringitis akut terhadap gejala radang umum seperti:
♦
Demam.
♦
Dedar ( malaise ).
♦
Suara parau sampai tidak dapat bersuara sama sekali (
afoni ).
♦
Nyeri ketika menelan atau berbicara.
♦
Rasa kering ditenggorokan.
♦
Bauk kering yang kelamaan disertai dahak kenta.
♦
Gejala sumbatan laring sampai sianosis.
Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemis,
membengkak terutama di atas dan bawah pita suara. Biasanya tidak terbatas di
laring, juga ada tanda radang akut di hidung, sinus para nasal atau paru.
5. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji
resistensi pada kasus yang lama atau sering residitif. ( Kapita Selekta … … hal
125 )
Bagaimana diagnosisnya; untuk memastikan laringitis dokter
akan memeriksa bagian dalam laring penderitanya dengan mempelajari refleksinya
melalui kaca khusus. Pemeriksaan dengan cara ini dapat menunjukan pita suara
berwarna merah, radang dan kadang – kadang pendarahan dengan bagian tepi yang
membesar dan runcing, dokter juga memeriksa cairan yang keluar dan pada kasus
berat akan dilakukan tes pembiakan dari cairan tersebut. ( Yang Perlu Diketahui
Tentang Penyakit … … hal 584 )
6. Penatalaksanaan Medis.
1)
Istirahat bicara dan bersuara selama 2 – 3 hari.
2)
Menghirup udara lembab.
3)
Menghindari iritasi pada laring dan faring ( misalnya
merokok, makanan pedas, atau minum es ).
Untuk terapi medikamentosa diberikan anti biotik penisilin
anak 3x50 mg/kg/BB.
Bila alergi dapat diganti eritromisin atau basitrosin dapat diberikan kortisol
untuk mengatasi edema. Dipasang pipa endotrakea atau trakeostomi bila terdapat
sumbatan laring.
7. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan.
1)
Gangguan rasa nyaman; nyeri akut b.d proses peradangan.
Intervensi:
♦
Kaji karakteristik nyeri.
♦
Catat perubahan karakteristik nyeri.
♦
Observasi TTV.
♦
Lakukan tindakan untuk meningkatkan rasa nyaman (
berikan perubahan posisi, tehnik relaksasi / distraksi dan meminimalkan
stimulus terganggu ).
♦
Kolaborasi; Pemberian analgetik sesuai indikasi.
2)
Hipertermi b.d infeksi bakteri Haemophilus Influenzae.
Intervensi:
♦
Observasi TTV terutama suhu tubuh.
♦
Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi pada keluarga
dengan memberikan kompres dingin menggunakan pakaian tipis dan perbanyak minum
selama hipertermi.
♦
Kolaborasi; Beri terapi anti piretik sesuai indikasi.
3)
Resiko pola nafas tidak efektif b.d peradangan pada
laring.
Intervensi:
♦
Kaji kecepatan dan kedalaman pernafasan serta
pergerakan dada, auskultasi paru, catat adanya penurunan suara dan suara nafas
tambahan.
♦
Gunakan bantal untuk mempertahankan terbukanya jalan
nafas.
♦
Berikan posisi yang tepat dengan meninggikan bagian
kepala atau menempatkan pada posisi duduk.
♦
Jelaskan pada pasien / keluarga mengenai tindakan yang
memudahkan usaha nafas seperti posisi fowler / semi fowler.
♦
Kolaborasi; Peningkatan kelembaban dan pemberian
tambahan O2 dll.
4)
Resiko terhadap ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral dan kenyamanan mulut.
Intervensi:
♦
Kaji status nutrisi klien.
♦
Beri makanan lunak yang tidak merangsang stimulus nyeri
pada mulut / laring.
♦
Monitor pasien dan makanan dengan dihabiskan setiap
kali makan.
♦
Kolaborasi; Teruskan pemberian terapi cairan
parenteral.
5)
Gangguan proses keluarga b.d keadaan sakit dan
hospitalisasi.
Intervensi:
♦
Gali perasaan keluarga dan masalah yang terjadi selama
hospitalisasi.
♦
Berikan perhatian dan kebutuhan orang tua akan
informasi dan dukungan.
♦
Libatkan keluarga selama perawatan.
♦
Jelaskan tentang terapi yang dilakukan pada anak sesuai
dengan pengetahuan keluarga.
0 comments
Post a Comment